Jakarta - Penjajakan koalisi yang dilakukan Partai Golkar dan PDI Perjuangan diprediksi tak akan membuahkan koalisi kedua partai besar itu. Langkah-langkah politik yang dilakukan kedua parpol itu dinilai sebagai manuver alias gertak politik semata.
"PDIP dan Golkar sama sekali tidak bisa merapat. Sampai sekarang pun saya yakin tidak akan, itu hanya salto-salto politik saja," kata pengurus Ponpes Abdurrahman Wahid Soko Tunggal Nuril Arifin usai acara 'Kongkow bareng Gus Dur' di Kedai Tempo Jakarta, Sabtu (25/4).
Selama ini PDIP tetap menjagokan Mega. Sementara Golkar merasa direndahkan kelompok tertentu, yang kemudian dimanfaatkan kelompok yang tidak ingin muncul sebagai kroninya SBY.
Nuril menyatakan, kedekatan antara keduanya kemungkinan hanya suatu langkah alternatif saja karena hal itu biasa dalam politik. Dan pecahnya Golkar dan Demokrat bukan permintaan Demokrat, sebab jika sampai Demokrat yang meminta maka bisa jadi tuntutan politis dan Pilpres bisa batal.
"Makanya biarkan JK membentuk sendiri dan barangkali nanti akan muncul kompromi-kompromi. Saya tidak yakin Golkar itu menjadi oposisi. Tidak yakin saya karena ada unsur berbahayanya," ujar pria yang akrab disapa Gus Nuril ini.
Paling-paling, ujarnya, nanti ketika Golkar di luar kekuasaan, hanya akan diberikan beberapa jatah menteri, dan untuk mengamankan aset-aset yang sekarang sudah terkumpul dan dilakukan selama rezim SBY-JK.
"Hanya itu saja. Karena kalau itu lepas, woow.. kacau ini. Lapindo akan meledak, semuanya akan meledak, termasuk Freeport akan terjadi perjanjian ulang dan itu berbahaya sekali," tandasnya. [fit/ana, inilah.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar