Wacana pengusungan Sultan Hamengku Buwono X sebagai capres PKS sengaja digelindingkan Sekjen Anis Matta sebagai trik politik belaka. Tujuannya mendorong ketegasan Ketua Umum Golkar Jusuf Kalla dalam menyikapi tawaran PKS. PKS lancarkan manuver zig-zag?
"Ibarat gadis cantik dan seksi, PKS menggoda siapa saja untuk bergabung, karena mereka punya massa yang cukup banyak. Sekarang PKS sudah semakin liar bermanuver," kata pengamat politik UI Boni Hargens kepada INILAH.COM di Jakarta, Rabu (4/3).
Boni menilai, pernyataan wakil sekjen PKS Anis Matta soal ketertarikan pada wacana Sultan-Hidayat ketimbang JK-Sultan, adalah 'godaan'. Karena mungkin PKS melihat elektabilitas
JK dalam survei lebih rendah dibandingkan elektabilitas Sultan.
"Tapi memang kemungkinannya masih banyak, peluangnya bisa dengan siapa saja. Karena pintu koalisi masih terbuka lebar," ujarnya.
Terkait apakah peluang Sultan-Hidayat cukup kuat, mengingat keduanya bukan komposisi seimbang, Jawa-Jawa, Boni menilai hal itu bukan penghambat. Karena saat ini, lanjutnya, rakyat tidak peduli lagi perpaduan dari Jawa atau Non-Jawa.
"Sekarang itu rakyat mikirin soal kesejahteraan. Pemimpin yang jujur, dan tak umbar janji belaka," tandasnya. [ikl/dil, sumber: inilah.com]
"Ibarat gadis cantik dan seksi, PKS menggoda siapa saja untuk bergabung, karena mereka punya massa yang cukup banyak. Sekarang PKS sudah semakin liar bermanuver," kata pengamat politik UI Boni Hargens kepada INILAH.COM di Jakarta, Rabu (4/3).
Boni menilai, pernyataan wakil sekjen PKS Anis Matta soal ketertarikan pada wacana Sultan-Hidayat ketimbang JK-Sultan, adalah 'godaan'. Karena mungkin PKS melihat elektabilitas
JK dalam survei lebih rendah dibandingkan elektabilitas Sultan.
"Tapi memang kemungkinannya masih banyak, peluangnya bisa dengan siapa saja. Karena pintu koalisi masih terbuka lebar," ujarnya.
Terkait apakah peluang Sultan-Hidayat cukup kuat, mengingat keduanya bukan komposisi seimbang, Jawa-Jawa, Boni menilai hal itu bukan penghambat. Karena saat ini, lanjutnya, rakyat tidak peduli lagi perpaduan dari Jawa atau Non-Jawa.
"Sekarang itu rakyat mikirin soal kesejahteraan. Pemimpin yang jujur, dan tak umbar janji belaka," tandasnya. [ikl/dil, sumber: inilah.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar